Orangutan Sumatra (Pongo abelii) adalah spesies orangutan terlangka. Orangutan Sumatra hidup dan endemik terhadap sumatra sebuah pulau yang terletak di Indonesia. Mereka lebih kecil daripada orangutan Kalimantan. Orangutan Sumatra memiliki tinggi sekitar 4.6 kaki dan berat 200 pon. Betina lebih kecil, dengan tinggi 3 kaki dan berat 100 pon.
Perilaku
Dibandingkan Orangutan Kalimantan, orangutan Sumatra lebih menyukai pakan buah-buahan dan terutama juga serangga. Buah yang disukai termasuk buah beringin dan nangka. Mereka juga makan telur burung dan vertebrata kecil. Orangutan Sumatra lebih singkat dalam makan di batang dalam suatu pohon.
Orangutan Sumatra liar di rawa Suaq Balimbing diamati menggunakan alat. Seekor orangutan mematahkan cabang pohon yang panjangnya sekitar satu kaki, menyingkirkan ranting-rantingnya dan mengasah ujungnya. Lalu ia menggunakan batang itu untuk mencungkil lubang pohon untuk mencari rayap. Mereka juga menggunakan batang itu untuk memukul-mukul dinding sarang lebah. Selain itu, orangutan juga menggunakan alat untuk makan buah. Saat buah pohon Neesia matang, buah itu keras, kulit yang bergerigi melunak hingga ia jatuh terbuka. Di dalamnya ada biji yang disukai orangutan, namun mereka diselimuti rambut yang mirip serat kaca yang sakit bila termakan. Orangutan pemakan Neesia akan memilih batang lima inci, mengulitinya dan kemudian menghilangkan bulu-bulu itu dengannya. Bila buah itu sudah bersih, kera itu akan makan bijinya menggunakan batang itu atau jemarinya. Meskipun rawa yang serupa ada di Kalimantan, orangutan Kalimantan liar belum dilihat menggunakan alat macam ini.
Orangutan Sumatra juga lebih suka diam di pohon daripada sepupunya dari Kalimantan; hal ini mungkin karena adanya pemangsa seperti harimau Sumatra. Mereka bergerak dari pohon ke pohon bergelantungan menggunakan lengannya.
Daur hidup
Orangutan Sumatra lebih sosial daripada orangutan Kalimantan. Orangutan-orangutan ini berkumpul untuk makan sejumlah besar buah di pohon beringin. Akan tetapi, orangutan jantan dewasa umumnya menghindari kontak dengan jantan dewasa lain. Pemerkosaan umum terjadi diantara orangutan. Jantan sub-dewasa akan mencoba kawin dengan betina manapun, meskipun mungkin mereka gagal menghamilinya karena betina dewasa dengan mudah menolaknya. Orangutan betina dewasa lebih memilih kawin dengan jantan dewasa
Rerata jangka waktu kelahiran orangutan Sumatra lebih lama daripada orangutan Kalimantan dan merupakan rerata jangka waktu terlama diantara kera besar. Orangutan Sumatra melahirkan saat mereka berumur sekitar 15 tahun. Bayi orangutan akan dekat dengan induknya hingga tiga tahun. Bahkan setelah itu, anaknya masih akan berhubungan dengan induknya. Kedua spesies orangutan mungkin hidup beberapa dekade; perkiraan panjang umurnya dapat melebihi 50 tahun. Rata-rata perkembangbiakan pertama P. abelii adalah sekitar 12,3 tahun tanpa ada tanda menopause.kera besar banyak kita temui di daerah perbatasan Desa Pasie Lembang dengan kecamatan Bakongan Aceh Selatan, disepanjang jalan tersebut banyak kita temui jenis kera besar dan Lutung yang berkeliaran di kanan-kiri jalan yang merupakan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Selain itu banyak juga kita temui di Area kamp penelitian Suaq Balimbing yang merupakan taman penelitian khusus bagi mahasiswa dalam dan luar negeri.(BBL/mhs/ans)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar